Pecinta alkohol sering akan senang untuk mencocokkan mereka minum dengan hidangan pedas dan makanan berminyak dan berlemak. Kombinasi yang sempurna membuat minum sempurna untuk langit-langit mulut. Sayangnya, ini buruk bagi kerongkongan dan lambung. Alkohol, piring pedas dan makanan berminyak dan berlemak menyebabkan refluks asam atau juga dikenal sebagai Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Penyebab lain refluks asam adalah kehamilan, pengaruh genetik, adanya infeksi di saluran pencernaan, dan Non-steroid Obat Anti inflamasi (NSAID).
Sistem gastrointestinal tubuh terdiri dari: rongga mulut, kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar dan anus. Fungsi utama Sistem Gastrointestinal adalah untuk mencerna partikel makanan, menyerap cairan pencernaan dan menghilangkan bahan yang belum dicerna tentu saja feses.
Refluks asam mempengaruhi lambung dan kerongkongan. Hal ini terjadi ketika cairan dari lambung yang berisi pepsin, zat menjengkelkan diproduksi oleh sel-sel kepala naik ke kerongkongan melewati sphincter jantung. Sphincter jantung adalah pembukaan ke lambung dari kerongkongan. Fungsinya untuk mencegah refluks zat dalam perut karena zat ini menyebabkan iritasi esofagus dan maag. Jika sphincter jantung gagal menutup setelah menerima makanan dari kerongkongan, refluks asam terjadi.
Refluks asam adalah suatu kondisi kronis. Setelah seseorang menderita dari itu, itu menjadi cobaan seumur hidup. Cedera di kerongkongan juga adalah kondisi kronis. Bahkan jika esofagus telah sembuh dengan pengobatan dan saat ini sudah dihentikan, luka akan kembali pada kebanyakan pasien dalam beberapa bulan. Setelah pengobatan untuk penyakit kata dimulai, biasanya perlu dilanjutkan terus-menerus.
Biasanya, refluks cairan dalam perut terjadi pada individu yang sehat. Namun, orang dengan refluks asam atau GERD, memiliki lebih banyak asam dalam cairan. Hal ini mungkin disebabkan oleh pengaruh genetik, secara khusus, peningkatan jumlah sel parietal yang menghasilkan pepsin di dalam lambung.Tubuh memiliki mekanisme untuk melindungi diri dari efek berbahaya dari refluks dan asam. Refluks Kebanyakan terjadi pada siang hari ketika individu menghadap ke atas. Dalam posisi mengatakan, cairan yang dialirkan balik lebih mungkin mengalir kembali ke dalam lambung karena gravitasi. Selain itu, sementara individu terjaga, mereka terus menelan, tidak peduli apakah ada refluks atau tidak. Setiap individu saat menelan kembali geser refluks cairan ke dalam perut. Pertahanan tubuh lalu untuk refluks adalah kelenjar ludah di dalam mulut. Kelenjar ini memproduksi air liur yang mengandung bikarbonat. Setiap kali sebuah menelan individu, air liur yang mengandung bicarbonate meluncur menuruni kerongkongan. Bicarbonate menetralkan sedikit asam itu tetap berada di kerongkongan.
Pada dasarnya, obat refluks asam menghambat produksi atau pelepasan pepsin yang dihasilkan oleh sel-sel kepala dan asam klorida dihasilkan oleh sel parietal dalam perut. Obat-obatan lainnya mungkin tidak benar-benar menghambat produksi tetapi mereka menetralisir asam.
Obat asam refluks ini adalah Blockers Histamin atau antagonis reseptor H2. Histamin merangsang pompa di dalam perut yang melepaskan asam klorida. Para antagonis reseptor H2 mencegah histamin dari merangsang pompa ini. Mereka memblokir produksi asam klorida sehingga mengurangi sekresi dan konsentrasi ke dalam perut.
Salah satu obat asam surutnya adalah Simetidin yang diperkenalkan pada tahun 1975. Memiliki durasi pendek paruh pendek dan tindakan. Tiga yang paling populer H2 blocker Ranitidine, Famotidin dan Nizatidine. Mereka lebih kuat daripada Simetidin karena selain menghalangi sekresi asam lambung, mereka juga mempromosikan penyembuhan ulkus dengan menghilangkan penyebabnya. Mereka juga memiliki durasi yang lebih lama dari tindakan.
Sebagai klise berjalan, satu ons pencegahan adalah lebih baik daripada satu pon pengobatan, Anda dapat menghindari memiliki refluks asam atau GERD dengan menghindari terlalu banyak merokok dan alkohol, dan dengan makan lebih sedikit makanan pedas dan berminyak. Saat mengambil NSAID, pastikan Anda mengambil setelah makan. Terakhir, hindari stres karena merangsang pelepasan asam mematikan.
Sistem gastrointestinal tubuh terdiri dari: rongga mulut, kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar dan anus. Fungsi utama Sistem Gastrointestinal adalah untuk mencerna partikel makanan, menyerap cairan pencernaan dan menghilangkan bahan yang belum dicerna tentu saja feses.
Refluks asam mempengaruhi lambung dan kerongkongan. Hal ini terjadi ketika cairan dari lambung yang berisi pepsin, zat menjengkelkan diproduksi oleh sel-sel kepala naik ke kerongkongan melewati sphincter jantung. Sphincter jantung adalah pembukaan ke lambung dari kerongkongan. Fungsinya untuk mencegah refluks zat dalam perut karena zat ini menyebabkan iritasi esofagus dan maag. Jika sphincter jantung gagal menutup setelah menerima makanan dari kerongkongan, refluks asam terjadi.
Refluks asam adalah suatu kondisi kronis. Setelah seseorang menderita dari itu, itu menjadi cobaan seumur hidup. Cedera di kerongkongan juga adalah kondisi kronis. Bahkan jika esofagus telah sembuh dengan pengobatan dan saat ini sudah dihentikan, luka akan kembali pada kebanyakan pasien dalam beberapa bulan. Setelah pengobatan untuk penyakit kata dimulai, biasanya perlu dilanjutkan terus-menerus.
Biasanya, refluks cairan dalam perut terjadi pada individu yang sehat. Namun, orang dengan refluks asam atau GERD, memiliki lebih banyak asam dalam cairan. Hal ini mungkin disebabkan oleh pengaruh genetik, secara khusus, peningkatan jumlah sel parietal yang menghasilkan pepsin di dalam lambung.Tubuh memiliki mekanisme untuk melindungi diri dari efek berbahaya dari refluks dan asam. Refluks Kebanyakan terjadi pada siang hari ketika individu menghadap ke atas. Dalam posisi mengatakan, cairan yang dialirkan balik lebih mungkin mengalir kembali ke dalam lambung karena gravitasi. Selain itu, sementara individu terjaga, mereka terus menelan, tidak peduli apakah ada refluks atau tidak. Setiap individu saat menelan kembali geser refluks cairan ke dalam perut. Pertahanan tubuh lalu untuk refluks adalah kelenjar ludah di dalam mulut. Kelenjar ini memproduksi air liur yang mengandung bikarbonat. Setiap kali sebuah menelan individu, air liur yang mengandung bicarbonate meluncur menuruni kerongkongan. Bicarbonate menetralkan sedikit asam itu tetap berada di kerongkongan.
Pada dasarnya, obat refluks asam menghambat produksi atau pelepasan pepsin yang dihasilkan oleh sel-sel kepala dan asam klorida dihasilkan oleh sel parietal dalam perut. Obat-obatan lainnya mungkin tidak benar-benar menghambat produksi tetapi mereka menetralisir asam.
Obat asam refluks ini adalah Blockers Histamin atau antagonis reseptor H2. Histamin merangsang pompa di dalam perut yang melepaskan asam klorida. Para antagonis reseptor H2 mencegah histamin dari merangsang pompa ini. Mereka memblokir produksi asam klorida sehingga mengurangi sekresi dan konsentrasi ke dalam perut.
Salah satu obat asam surutnya adalah Simetidin yang diperkenalkan pada tahun 1975. Memiliki durasi pendek paruh pendek dan tindakan. Tiga yang paling populer H2 blocker Ranitidine, Famotidin dan Nizatidine. Mereka lebih kuat daripada Simetidin karena selain menghalangi sekresi asam lambung, mereka juga mempromosikan penyembuhan ulkus dengan menghilangkan penyebabnya. Mereka juga memiliki durasi yang lebih lama dari tindakan.
Sebagai klise berjalan, satu ons pencegahan adalah lebih baik daripada satu pon pengobatan, Anda dapat menghindari memiliki refluks asam atau GERD dengan menghindari terlalu banyak merokok dan alkohol, dan dengan makan lebih sedikit makanan pedas dan berminyak. Saat mengambil NSAID, pastikan Anda mengambil setelah makan. Terakhir, hindari stres karena merangsang pelepasan asam mematikan.
Penggunaan transtool yg memalukan.
ReplyDeleteI got this web page from my buddy who told me about this website and now this time I am browsing this website
ReplyDeleteand reading very informative articles or reviews at this time.
Here is my site; nba